15 Apr 2010

Meniko Yai Ulamipun...

Menurut cerita yang disampaikan oleh Gus Dur sendiri, dulu ketika masih remaja, Gus Dur pernah nyantri di pondoknya Kiai Chudhori, Tegalrejo Magelang. Selama nyantri disitu beliau dikenal Sebagai santri yang mbeling dan mbluthus (nakal dan banyak akal).

Pada suatu malam, bersama teman-temanya Gusdur merencanakan untuk mengambil ikan peliharaan Kiai Chudhori. Layaknya sebuah operasi besar kesatuan intelegen, tiap-tiap orang kembagian tugas sesuai dengan kredibilitas masing-masing. Tak terkecuali Gus Dur yang oleh temannya di serahi tugas sebagai mata-mata, yakni mengawasi kalau ada tanda-tanda Kiai Chudhori terjaga dari istirahatnya, maka tugas Gus Dur adalah memberi kode kepada teman-temannya untuk segera mengakhiri operasi rahasia itu.

Setelah perencanaan dirasa sudah cukup matang, dan pembagian tugas juga telah disepakati bersama, maka mulailah santri-santri mbeling ini menjalankan operasinya.


Kolam ikan Kiai Chudhori mempunyai ukuran yang lumayan besar, sehingga demi memuluskan operasi itu diperlukan sebuah jaring untuk menangkap ikan-ikan yang di dalamnya. Teman-temanya bertugas menjaring ikan, sementara Gus Dur berdiri agak jauh sambil berjaga-jaga.

Ketika lagi asyik-asiknya mereka melakukan penangkapan ikan itu, dan sudah mendapatkan hasil yang lumayan, tiba-tiba terdengar suara pintu belakang ndalem Kiai dibuka. Kiai Chudhori bangun dari istirahatnya. Tentu saja para santri yang sedang asyik beroperasi ini menjadi kalang kabut, dan kabur berusaha menyelamatkan diri masing-masing.

Hanya Gus Dur seorang yang tidak sempat melarikan diri, karena menurut penuturan beliau sendiri, beliau sejak muda sudah memakai kacamata, dan ketepatan pada waktu itu beliau tidak memakai kaca matanya. Hingga beliau tidak bisa atau tidak sempat melarikan diri. Dan akhirnya mau tidak mau Gus Dur lah yang harus berhadapan sendiri dengan Kiai Chudhori.

Tatkala mengetahui bahwa Gus Dur telah tertangkap basah oleh Kiai Chudhori, tentu saja teman-temannya merasa kethir-kethir (khawatir), jikalau nanti Gus Dur akan membuat laporan bahwa merekalah yang telah melakukan pencurian ikan itu.

Ketika Yai Chudhori mendekat, belum sempat beliau bertanya Gus Dur sudah terlebih mendahului berkata: “Meniko Yai ulamipun…, Nembe mawon dijaringaken kale rencang-rencang.” Kata Gus Dur sambil menyodorkan bungkusan plastik yang berisi ikan segar. “O yo, digowo nang pawon, mengko ben dipanggang mesisan” kata Yai Chudhori.“injih Yai”, jawab Gus Dur

Akhirnya selamatlah Gus Dur dari dakwaan bahwa dialah yang merencanakan sekaligus memimpin operasi itu. Bahkan tidak lama kemudian Gus Dur malah dipanggil Kiai Chudhori untuk diajak makan bareng menikmati hasil tangkapan ikannya itu.Dan ketika Gus Dur kembali ke kamarnya beliau sudah ditunggu oleh kawan-kawannya yang merasa telah ditipu mentah-mentah.



*******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar