30 Jul 2018

Keyakinan Dan Prasangka Baik

Pada suatu kesempatan saat saya sowan kepada salah satu guru saya, seperti biasanya, saya minta didoakan oleh beliau. Beliau kemudian menjawab, "Dungo iku sugesti, dadi yo tergantung sugestimu. Kapan sugestimu apik tur yakin yo sampean oleh apik, semuno ugo sewalike."

Kakek saya, setiap ada tamu datang ke rumah beliau selalu diberi jamuan seadanya oleh beliau. Saat para tamu itu pamit dan menyisahkan minuman atau jamuannya, selalu dihabiskan oleh beliau tanpa sepengetahuan tamu tersebut.Tidak peduli siapapun adanya tamu itu. Dengan alasan ngalap berkah. 


Dalam kitab An Nawadir. Diceritakan sebuah kisah yang lebih heroik, konon ada sekumpulan bromocorah seusai melakukan aksinya merampok suatu kafilah pada malam hari, mampir ke salah satu pondokan terpencil, mereka lalu mengetuk pintu mengucapkan salam, "Assalamu’alaikum, kami ini rombongan pejuang perang fi sabilillah dan bermaksud bermalam di pondokan panjenengan".

Mendengar pengakuan para penyamun tersebut, dibukalah pintu pondokan dan mereka persilahkan masuk serta diterima dengan baik, diberi jamuan makan layaknya tamu terhormat.
Pemilik pondokan itu, yang juga seorang kiai, melayaninya dengan tujuan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan berkah dari mereka.

Konon, kiai itu mempunyai seorang anak laki-laki yang lumpuh dan tidak bisa berdiri. Setelah para penyamun itu menikmati hidangannya, kiai itu mengambil sisa-sisa makanan dan minuman para penyamun lalu berkata kepada istrinya," Usaplah tubuh anak kita dengan sisa-sisa makanan dan minuman ini, semoga dengan wasilah para pejuang ini, Allah memberikan kesembuhan kepada anak kita".

Keesokan harinya para penyamun itu pergi ke suatu tempat untuk mengambil barang hasil rampokannya, mereka mampir lagi ke pondokan tersebut, ketika di pondokan tersebut mereka melihat putra kiai tersebut sudah dapat berdiri tegak dan berjalan. Mereka kaget dan bertanya ; "Apakah anak ini yang kami lihat lumpuh kemarin? Dari mana njenengan mendapatkan obat yang sangat mujarab ini untuknya?"

Kiai menjawab ; "Saya mengambi sisa makanan dan minuman kalian, kemudian saya minumkan dan usapkan kepadanya. Lalu Allah menyembuhkan putra saya berkat berkah kalian. Seketika para penyamun itu menangis dan berkata, "Maafkan kami, Kiai, kami ini bukan pejuang, melainkan penyamun yang keluar untuk merampok di jalan, Namun Allah menyembuhkan anakmu karena baiknya niat dan prasangka njenengan.” Lalu mereka semua semua bertobat dan menjadi para pejuang perang di jalan Allah.

Para penyamun tersebut bertobat lantaran keyakian dan baik sangkanya kiai, begitu pula anak kiai sembuh sebab lantaran keyakinan dan baik sangkanya terhadap berkah para penyamun.

Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar