24 Agu 2018

Skenario Tuhan

"Jangan terlalu cepat menyimpulkan  sesuatu, karena setiap kejadian adalah merupakan rangkaian proses yang belum selesai, dan cara kerja Tuhan acapakali tidak seperti yang kita lihat dan sangkakan."

Alkisah... di suatu daerah ada seorang petani miskin yang memiliki seekor kuda putih mulus yang elok dan gagah. Ia sangat menyayangi satu-satunya kuda  yang ia miliki itu.

Suatu ketiika, seorang saudagar kaya lewat daerah situ dan melihat  kuda putih sang petani yang sedang ditambat di halaman rumahnya. Demi  melihat kuda itu, sang saudagar tertarik dan ingin membelinya.
Ia menawarkan harga yang sangat fantastis melebihi harga kuda pada umumnya . Namun sang petani menolak tawaran tersebut karena tidak ingin menjualnya. Saudagar itu menikkan lagi penawarannga, tetapi petani itu tetap pada pendiriannya dan  tidak mau menjualnya.

Teman-temannya yang mengetahui sikap si petani jadi menyayangkan dan mencemoohnya karena dia tidak mau menjual kudanya, padahal dengan uang hasil penjualan kuda itu si petani bisa membeli lagi beberapa kuda yang bagus-bagus.
Petani miskin itu diam dan tidak menanggapi cemoohan teman-temannya.

Keesokan harinya, tiba-tiba kuda si petani itu lepas dan hilang dari kandangnya. Teman-temannya berkomentar, "Sungguh jelek nasibmu, padahal andai kemarin kamu kamu mau menjualnya, kamu akaan sangat beruntung  sekarang kudamu sudah hilang.."

Mendengar komentar teman-temannya, si petani tetap hanya diam saja tanpa komentar.

Beberapa hari kemudian, kuda si petani tiba-tiba kembali bersama lima ekor kuda liar lainnya. Teman-temannya spontan berkata, "Wah..! Beruntung sekali nasibmu, ternyata perginya kudamu membawa keberuntungan."

Si petani masih tetap hanya diam saja..

Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru tersebut m terjatuh dan kakinya patah.. Teman-temannya berkata, "Rupanya kuda-kuda yang datang itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah."

Si petani tetap diam tanpa komentar berkomentar apapun.

Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk wamil dan ikut berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan..

Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis, " Sungguh beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, sedangkan kami harus kehilangan anak-anak kami."

Si petani kemudian menyahut, "Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dengan mengatakan nasib baik atau jelek. Semuanya adalah merupakan suatu rangkaian proses yg belum selesai. Syukuri dan terima saja setiap keadaan yang terjadi saat ini. Apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok. Apa yang tampak buruk hari ini belum tentu juga buruk untuk hari esok. Tetapi yang pasti, Allah paling tahu apa yang terbaik buat kita. Tugas kita adalah bersyukur dalam segala hal dan keadaan, sebab itulah yg dikehendaki Allah. Jalan  yang dibentangkan Allah belum tentu yang tercepat, dan bukan pula yang termudah, tapi sudah pasti yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar