10 Mei 2010

Dua Anugerah Besar Dari Allah

Segala sesuatu yang wujud di alam semesta baik berupa manuasia, malaikat, binatang, tumbuh tumbuhan, udara, dan lain sebagainya, adalah tidak lepas dari dua kenikmatan yang telah diberikan Tuhan, yakni nikmat “ijad” dan nikmat “imdad”.

Pada hakikatnya, semua mahluk ialah bersifat ‘adam (tidak ada), lalu Allah menciptakan sesuatu yang semula tiada menjadi ada. Keberadaan manusia yang pada mulanya belum ada, lalu oleh Allah diwujudkan melalui rahim seorang ibu, adalah merupakan bentuk kenikmatan ijad dari Allah.

Setelah segala sesuatu diwujudkan oleh Allah, maka untuk kelestarian wujud dari mahluk tersebut Allah memberikan nikmat imdad. Nikmat ijad tidak selalu diiringi dengan nikmat imdad, semisal bayi yang baru lahir, ada yang lantas tumbuh sehat dan membesar dengan melalui perantara air susu ibu serta makanan makanan tambahan lainnya. Namun ada juga bayi yang baru lahir dan sekejap menghirup udara kehidupan lantas oleh sang ibu dibungkus kresek dan dibuang di tong sampah. Pada ilustrasi yang kedua, Allah telah memberikan nikmat ijad akan tetapi tidak memberikan nikmat imdad.

أنعم عليك أوّلا بلإيجاد وثانبا بتوال الإمداد


Ibnu ‘Athaillah Assakandari: “Allah telah memberikan nikmat kepadamu, yang pertama adalah nikmat ijad (diwujudkan), dan yang kedua nikmat imdad (kelestarian wujud secara terus menerus.”


Akan halnya nikmat imdad (kelestarian wujud), adakalnya imdad jasmani dan adakalanya imdad ruhani. Rahmat Allah yang berupa imdad jasmani diberikan kepada suluruh mahluk, atau lebih khusus lagi manusia, tanpa memandang apakah itu orang mukmin atau bukan. Lain halnya imdad ruhani yang diberikan hanya kepada orang mukmin. Imdad ruhani (lestari wujud ruh atau hati), adakalanya berupa iman, ilmu, dan makrifat.

a. Iman:
Iman merupakan anugerah yang sangat luar biasa, yang melebihi pemberian pemberian Allah yang lainnya. Iman adalah merupakan fadhol dari Allah, bukan sesuatu yang merupakan hasil dari usaha sendiri.

من كان فى توحيده ناظرا إلا نفسه لم ينجيه توحيده من الّنار حتّى يكون نظره إليه فى توحيده إيّاه عزّ وجلّ

Abul Qosim Al Junaid: “Siapa yang dalam ketauhidan (keimanan) masih memandang pada dirinya sendiri (menganggap bahwa keimanan adalah merupakan hasil dari usaha sendiri), maka ketauhidannya tidak akan menyelamatkannya dari neraka, sampai ia mengakui bahwa ketahuidan (keimanan) itu hanya dari Allah.”
b. Ilmu:
Ilmu dimaksud ialah semua ilmu yang yang gunakan untuk senantiasa mendekat kepada Allah. Entah itu ilmu perdagangan, pertanian, kedokteran dan lain sebagainya, yang diarahkan atau disaranakan untuk kepentingan ukhrowi. Terlebih ilmu syar’i yang meliputi tiga hal.

- Al ‘ilmu alladzi yushohhihul ‘ibadah, (ilmu yang membenarkan ibadah, yang meliputi sahnya sholat, wudhu’, puasa, zakat, haji, muammalah, serta perkara perkara yang membatalkannya yang sesuai dengan syariat).
- Al ‘ilmu alladzi yushohhihul ‘aqidah, (ilmu yang membenarkan ‘aqidah yang sesuai dengan ahlussunnah wal jama’ah), yang dengannya dapat dibedakan antara sohih dan yang fasidah).
- Al ‘ilmu alladzi yushlihal qolba, (ilmu yang berkaitan dengan masalah pembersihan hati dari akhlak akhlak tercela semisal kibir, riya’, hasd, hirshu dan lain lainnya.

c. Ma'rifat.
Adalah merupakan sebuah anegerah ketika seseorang diciptakan oleh Allah sebagai manusia, sebagai sebaik baiknya bentuk, yang lalu diberi kemampuan untuk memimpin dirinya sendiri. Padahal sebelumnya tak seorangpun mampu untuk memesan agar dirinya dijadikan sebagai manusia. Juga tak bias memesan, ia akan menjadi anak siapa, apakah anak si A atau si B. Dan bahwa Allah menciptakan manusia dengan maksud agar beribadah kepadaNya serta memanfaatkan segala aktivitas kehidupannya sesuai dengan apa yang telah ditentukan olehNya.

Manusia diwujudkan oleh Allah dengan bentuk yang sempurna dan diberi fasilitas yang serba lengkap dan cuma cuma untuk kelestarian hidupnya. Oksigen untuk bernafas, 0rgan organ tubuh yang yang lengkap dan dalam keadaan yang baik serta sesuai dengan ukurannya, air untuk minumn dan lain sebagainya. Tidak bisa dibayangkan andai saja Allah menciptakan salah satu organ tubuh yang tidak sesuai dengan pola hidup manusia. Andai lobang hidung diciptakan menghadap ke atas, tentu akan menjadi sangat bingung untuk menutupi ketika sedang mandi atau kehujanan. Andai telinga diciptakan berbentuk keras dan bercabang seperti tanduk rusa, tentu akan sangat kesulitan ketika mau tidur miring ke kanan atau ke kiri.

فبايّ آلآٍربّكما تكـذّبن. "الّرحمـن


“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?. Ar rahman: 13,16....”
Semua fasilitas yang ada dapat digunakan sebagai aktifitas yang bernilai ibadah ketika diniati ibadah. Semisal berpakaian, selain sebagai pencegah rasa dingin dan menahan sengatan terik matahari, akan bernilai ibadah bila diniati sebagai melaksanakan perintah Allah yang berupa menutupi aurot. Dan Allah menciptakan menciptakan manusia bukan untuk diperintah yang macam macam, hanya diperintah untuk ibadah, menyembah kepadaNya. Melalui sarana dan fasilitas yang telah disediakan.



******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar